Makna Fitnah Dalam Al-qur'an
Bahasa
Al-Qur’an memiliki banyak sangat beragam. Terkadang banyak muncul
interpretasi yang beragam dari satu istilah dalam bahasa Al-Qur’an,
sebagai bukti luasnya ilmu yang terkandung dalam Al-Qur’an itu sendiri.
Dan tidak jarang bahwa istilah-istilah dalam Al-Qur’an yang menggunakan
bahasa Arab menjadi sulit untuk dipahami oleh pengguna bahasa lain,
sehingga muncul berbagai masalah dan kesalahpahaman dalam memaknai dan
dalam pemakaiannya. Seperti kerancuan makna yang terjadi pada istilah
“FITNAH”, karena bahasa Arab dan bahasa Indonesia sama-sama memiliki
istilah tersebut, akan tetapi banyak yang tidak mengetahui kerancuan
tersebut dan mencampurkan makna keduanya. Hal ini juga merupakan alasan pentingnya mempelajari makna fitnah dalam istilah keduanya.
Makna Dasar Fitnah
Dalam Lisan al-Arab, kata fitnah merupakan bentuk masdar dari fatana – yaftinu – fatnan atau fitnatan yang bermakna الابتلاء والامْتِحانُ والاختبار yaitu ujian dan cobaan, yang asal mula katanya dari فتَنْتُ الفضة والذهب yaitu membakar logam emas dan perak untuk membersihkan dan mengetahui kadarnya”.[1] Dalam kamus Al-Munawwir
fitnah adalah bermakna memikat, menggoda, membujuk, menyesatkan,
membakar, menghalang-halangi, membelokkan, menyeleweng, menyimpang, dan
gila.[2] Bentuk jamak dari kata fitnah adalah al-Fitan.
MAKNA FITNAH DALAM AL-QUR`AN
Dalam al-Qur`an terdapat ayat-ayat yang mengandung kata fitnah, berikut ini ayat-ayat tersebut beserta pemaknaanya menurut beberapa mufassir.
1) Azab (QS. az-Zariyat: 14)
(ذُوقُوا فِتْنَتَكُمْ هَذَا الَّذِي كُنتُم بِهِ تَسْتَعْجِلُونَ) (الذاريات : 14 )
(Dikatakan kepada mereka): "Rasakanlah azabmu itu. inilah azab yang dulu kamu minta untuk disegerakan."
At-thabari menjelaskan bahwa makna dari fitnatakum adalah azab atas mereka. Hal tersebut dikuatkan dengan melihat makna kata dhomir setelahnya (haza) yang kembali pada kata sebelumnya (fitnatakum), yang maknanya adalah azab.[3] Al-Alusy menerangkan bahwa azab disini adalah sebagai balasan atas kekufuran mereka.[4]
2) Siksaan (QS. az-Nahl: 110)
ثُمَّ
إِنَّ رَبَّكَ لِلَّذِينَ هَاجَرُواْ مِن بَعْدِ مَا فُتِنُواْ ثُمَّ
جَاهَدُواْ وَصَبَرُواْ إِنَّ رَبَّكَ مِن بَعْدِهَا لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ
Dan
Sesungguhnya Tuhanmu (pelindung) bagi orang-orang yang berhijrah
sesudah menderita cobaan, Kemudian mereka berjihad dan sabar;
Sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
Makna kata fitnah disini mencakup beberapa kemungkinan makna, yaitu bahwasanya mereka telah disiksa, ketakutan atas siksaan, dan mereka orang-orang islam yang telah murtad.[5]
3) Kufur (QS. al-Baqarah: 217)
وَالْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ
Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh.
Ada dua pendapat tentang makna fitnah dalam ayat ini. Pertama, fitnah disini dimaknai dengan al-kufr (kafir). Pendapat ini dikeluarkan oleh kebanyakan ulama, termasuk diantaranya adalah al-Alusy[6] dan az-Zamakhsyari[7]. Namun pendapat ini dianggap lemah oleh al-Razy. Beliau mengatakan bahwa jika fitnah disini diartikan dengan al-kufr maka akan ada pengulangan, karena lafaz sebelumnya juga sudah menyinggung tentang kafir.[8]
Kedua, fitnah diartikan dengan sesuatu yang (dapat) menguji orang
muslim dalam keagamaanya (keimanannya). Terkadang berupa meletakkan syubhat dalam hati mereka ataupun dengan kezaliman (penyiksaan) terhadap mereka sebagaimana yang dialami oleh sahabat Bilal.
Al-Qatl
dalam ayat ini adalah pembunuhan terhadap Ibnu al-Hadhrami. Maka
pantaslah jika dikatakan bahwa fitnah lebih besar dosanya dari membunuh,
karena fitnah dapat menimbulkan pembunuhan yang lebih besar di dunia
dan (sehingga) berhak (bagi pelakunya) mendapatkan azab (siksaan) yang
kekal di akhirat.[9]
4) Membakar dan siksaan (QS. Al-Buruj: 10)
إِنَّ
الَّذِينَ فَتَنُوا الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَتُوبُوا
فَلَهُمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَلَهُمْ عَذَابُ الْحَرِيقِ
10. Sesungguhnya
orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mukmin
laki-laki dan perempuan Kemudian mereka tidak bertaubat, Maka bagi
mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar.
Yang
dimaksud dengan mendatangkan cobaan ialah, seperti menyiksa,
mendatangkan bencana, membunuh dan sebagainya. Sebagian ulama
memaknainya dengan membakar dengan api. Sebagaimana perkataan Ibnu Abbas dan Maqatil: fatanul mukminin (membakar mereka dengan api).[10] Ada juga yang memaknainya dengan siksaan, diantaranya adalah Mujahid.[11]
5) Cobaan dan ujian, (QS. Al-Ankabut: 2,3)
أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ * وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ
2. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami Telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?
3. Dan
Sesungguhnya kami Telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka
Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya
dia mengetahui orang-orang yang dusta.
6) Pembunuhan dan kerusakan, (QS. An-Nisa`: 101)
وَإِذَا
ضَرَبْتُمْ فِي الأَرْضِ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَن تَقْصُرُواْ
مِنَ الصَّلاَةِ إِنْ خِفْتُمْ أَن يَفْتِنَكُمُ الَّذِينَ كَفَرُواْ إِنَّ
الْكَافِرِينَ كَانُواْ لَكُمْ عَدُوّاً مُّبِيناً
Dan
apabila kamu bepergian di muka bumi, Maka tidaklah Mengapa kamu
men-qashar sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir.
Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu.
7) Memalingkan dari jalan lurus, (QS. Al-Isra: 73)
وَإِن كَادُواْ لَيَفْتِنُونَكَ عَنِ الَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ لِتفْتَرِيَ عَلَيْنَا غَيْرَهُ وَإِذاً لاَّتَّخَذُوكَ خَلِيلاً
73. Dan
Sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang Telah kami
wahyukan kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap
Kami;
8) Tipu daya dan kesesatan, (QS. As-Shaffat: 162)
مَا أَنتُمْ عَلَيْهِ بِفَاتِنِينَ
162. Sekali-kali tidak dapat menyesatkan (seseorang) terhadap Allah,
9) Dalih dan penyebab, (QS. Al-An`am: 23)
ثُمَّ لَمْ تَكُن فِتْنَتُهُمْ إِلاَّ أَن قَالُواْ وَاللّهِ رَبِّنَا مَا كُنَّا مُشْرِكِينَ
23. Kemudian tiadalah fitnah mereka, kecuali mengatakan: "Demi Allah, Tuhan kami, tiadalah kami mempersekutukan Allah".
Yang dimaksud dengan fitnah di sini ialah jawaban yang berupa kedustaan.
10) Gila dan kelalaian, (QS. Al-Qolam: 6)
Gila
dalam bahasa Indonesia mempunyai arti sakit ingatan, kurang beres
ingatannya, sakit jiwa, syarafnya terganggu dan pikirannya tidak normal.[12] Dalam al-Qur’an kata gila secara langsung menggunakan term (مجنون). Adapun secara tidak langsung menggunakan term (مفتون) hanya dapat ditemukan dalam satu ayat al-Qur’an yaitu QS. al-Qalam [68]: 6
disunting dari : http://kikibukhari.blogspot.com/2012/03/makna-fitnah-dalam-al-quran.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar